Minggu, 06 April 2014

Aplikasi Nanofiber sebagai Media Filtrasi

ImageDi era yang semakin mengglobalisasi seperti sekarang ini, semakin banyak peluang-peluang tercipta di berbagai bidang, mulai dari bidang jasa hingga teknologi informasi yang semakin banyak orang menggandrunginya. Begitu pula dengan nanoteknologi; sebagai sebuah kajian ilmu masa depan yang prospektif, sudah sejatinya nanoteknologi ditempatkan pada posisi yang semestinya dalam rencana pengembangan negara ke depan. Nanoteknologi semakin memperluas ekspansinya. Salah satu yang makin berkembang adalah aplikasi nanoteknologi di dunia serta (fiber), sehingga muncul kosakata baru dalam dunia penelitian, yaitu nanofiber, yang merujuk kepada serat-serat yang berukuran nano. Pesatnya perkembangan penelitian di bidang nanofiber, baik yang berasal dari alam (natural fiber) maupun sintetis ( synthetic fiber) disebabkan oleh luasnya penggunaan serat di berbagai bidang, seperti  industri tekstil, teknologi membran untuk filtrasi, dan masih banyak lagi yang lain.
Penggunaan jaring nanofiber sebagai media filtrasi saat ini sedang maraknya dikembangkan karena ukuran-ukuran fiber (serat-serat) yang sangat kecil, yang mengakibatkan kemampuannya menjadi meningkat lebih baik. Adanya gaya London-Van Der Waals juga berperan untuk terjadinya adhesi antara serat dan bahan yang diserap, sehingga kualitas dari produk yang dihasilkan akan jauh lebih baik daripada media filtrasi konvensional. Sebenarnya, polimer nanofiber sebagai media filtrasi telah lama digunakan selama lebih dari tujuh dekade, hanya saja belum sepesat seperti saat ini.
Nanofiber memiliki aplikasi yang sangat menguntungkan dalam proses filtrasi karena memiliki luas permukaan yang lebih besar dan mikropori yang lebih kecil dibandingkan dengan serat melt blown (MB). Selain itu, rendahnya sifat mekanik bulk nanowebs tipis yang dimiliki menyebabkan jaring nanofiber ini bisa diletakkan di atas substrat media filtrasi. Diameter serat yang kecil menyebabkan arus slip pada permukaan serat, sehingga terjadi peningkatan intersepsi dan efisiensi impaction inersia dari media filter komposit. Peningkatkan efisiensi penyaringan pada penurunan tekanan yang sama mungkin dilakukan untuk serat yang mempunyai diameter kurang dari 0,5 mikrometer.
Nanofiber ini sangat cocok untuk menyaring partikel-partikel submikron dari air ataupun udara. Elektospun fiber ini memiliki diameter tiga kali lebih kecil dibandingkan dengan serat melt blown.
 Tabel 1. Perbandingan Luas Permukaan Serat per Berat Material Nanofiber, Spunbond Fiber dan Melt Blown Fiber
Jenis Fiber Ukuran Fiber (mm) Luas Permukaan per Massa m2/g
Nanofibers 0.05 80
Spunbond fiber 20 0.2
Melt blown fiber 2.0 2
Nanofiber yang dikombinasikan dengan produk nonwoven lainnya memiliki kegunaan yang sangat potensial untuk berbagai aplikasi filtrasi seperti filter aerosol, masker, dan pakaian pelindung. So, Ada baiknya jika mulai sekarang kita sebagai generasi muda Indonesia mempelajari prinsip-prinsip dasar dalam memfabrikasi nanofiber, sehingga kelak kita tidak semakin tertinggal dengan negara lain dalam hal pengembangan nanoteknologi. Maju Nanoteknologi Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar